Israil dari Sudut Pandang Al Quran


Yahudi dan Israil dalam sudut pandang Al Quran dan Islam

Ibnu Ailah

1. Israil dan Yahudi Benar 

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani, dan orang-orang Sabi'in, siapa saja (di antara mereka) yang beriman kepada Allah dan hari Akhir dan melakukan kebajikan, mereka mendapat pahala dari Tuhannya, tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 62)

2. Terkait God Eternal

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 120)

3. Terkait Kitab pada tiap Agama

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Orang-orang yang telah Kami beri kitab, mereka membacanya sebagaimana mestinya, mereka itulah yang beriman kepadanya. Dan barang siapa ingkar kepadanya, mereka itulah orang-orang yang rugi."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 121)

4. Umat Terbaik

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ŁŠٰŲØَŁ†ِŁŠْۤ Ų§ِŲ³ْŲ±َŲ§ٓŲ”ِŁŠْŁ„َ Ų§Ų°ْŁƒُŲ±ُŁˆْŲ§ Ł†ِŲ¹ْŁ…َŲŖِŁŠَ Ų§Ł„َّŲŖِŁŠْۤ Ų§َŁ†ْŲ¹َŁ…ْŲŖُ Ų¹َŁ„َŁŠْŁƒُŁ…ْ ŁˆَŲ§َ Ł†ِّŁŠْ ŁَŲ¶َّŁ„ْŲŖُŁƒُŁ…ْ Ų¹َŁ„َŁ‰ Ų§Ł„ْŲ¹ٰŁ„َŁ…ِŁŠْŁ†َ

"Wahai Bani Israil! Ingatlah nikmat-Ku yang telah Aku berikan kepadamu, dan Aku telah melebihkan kamu dari semua umat yang lain di alam ini (pada masa itu)."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 47)

#IbnuAilah

Kedengkian pada Umat yang satu Israiliyah

Ibnu Ailah

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ŁƒَŲ§ Ł†َ Ų§Ł„Ł†َّŲ§ Ų³ُ Ų§ُŁ…َّŲ©ً ŁˆَّŲ§ Ų­ِŲÆَŲ©ً ۗ ŁَŲØَŲ¹َŲ«َ Ų§Ł„Ł„ّٰŁ‡ُ Ų§Ł„Ł†َّŲØِŁŠّٖŁ†َ Ł…ُŲØَŲ“ِّŲ±ِŁŠْŁ†َ ŁˆَŁ…ُŁ†ْŲ°ِŲ±ِŁŠْŁ†َ ۖ ŁˆَŲ§َ Ł†ْŲ²َŁ„َ Ł…َŲ¹َŁ‡ُŁ…ُ Ų§Ł„ْŁƒِŲŖٰŲØَ ŲØِŲ§ Ł„ْŲ­َŁ€Ł‚ِّ Ł„ِŁŠَŲ­ْŁƒُŁ…َ ŲØَŁŠْŁ†َ Ų§Ł„Ł†َّŲ§ Ų³ِ ŁِŁŠْŁ…َŲ§ Ų§Ų®ْŲŖَŁ„َŁُŁˆْŲ§ ŁِŁŠْŁ‡ِ ۗ ŁˆَŁ…َŲ§ Ų§Ų®ْŲŖَŁ„َŁَ ŁِŁŠْŁ‡ِ Ų§ِŁ„َّŲ§ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠْŁ†َ Ų§ُŁˆْŲŖُŁˆْŁ‡ُ Ł…ِŁ†ْۢ ŲØَŲ¹ْŲÆِ Ł…َŲ§ Ų¬َŲ§ٓŲ”َŲŖْŁ‡ُŁ…ُ Ų§Ł„ْŲØَŁŠِّŁ†ٰŲŖُ ŲØَŲŗْŁŠًŲ§ۢ ŲØَŁŠْŁ†َŁ‡ُŁ…ْ ۚ ŁَŁ‡َŲÆَŁ‰ Ų§Ł„Ł„ّٰŁ‡ُ Ų§Ł„َّŲ°ِŁŠْŁ†َ Ų§ٰŁ…َŁ†ُŁˆْŲ§ Ł„ِŁ…َŲ§ Ų§Ų®ْŲŖَŁ„َŁُŁˆْŲ§ ŁِŁŠْŁ‡ِ Ł…ِŁ†َ Ų§Ł„ْŲ­َŁ€Ł‚ِّ ŲØِŲ§ِ Ų°ْŁ†ِŁ‡ٖ ۗ ŁˆَŲ§ Ł„Ł„ّٰŁ‡ُ ŁŠَŁ‡ْŲÆِŁŠْ Ł…َŁ†ْ ŁŠَّŲ“َŲ§ٓŲ”ُ Ų§ِŁ„ٰŁ‰ ŲµِŲ±َŲ§ Ų·ٍ Ł…ُّŲ³ْŲŖَŁ‚ِŁŠْŁ…ٍ

"Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena KEDENGKIAN di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus."
(QS. Al-Baqarah 2: 213)

#IbnuAilah


Posting Komentar

0 Komentar